WELCOME TO MY BLOG

Selamat Datang di Blog Saya,
.
.Semoga bermanfaat bagi anda dengan apa yang sya perkenalkan di dalam Blog saya.
.
.Selamat Berkunjung

M3

M3

Senin, 20 Desember 2010

Hal yang aneh tentang google

Hal-hal aneh yang ada di Google

1. Buka http://www.google.com, ketikkan kata “google bsd” pada keyword, lalu tekan tombol “I’m Feeling Lucky atau Saya Lagi Beruntung”.
Maka anda akan dibawa masuk ke tampilan google dengan icon google yang biasa menjadi icon bsd.

2. Buka http://www.google.com, ketikkan kata “google linux” pada keyword, lalu tekan tombol “I’m Feeling Lucky atau Saya L
agi Beruntung”.
Maka anda akan dibawa masuk ke tampilan google dengan icon google yang biasa menjadi icon Linux.

3. Buka http://www.google.com, ketikkan kata “googoth” pada keyword, lalu tekan tombol “I’m Feeling Lucky atau Saya Lagi Beruntung”.
Maka anda akan dibawa masuk ke tampilan google yang terkesan gelap dan gothic.

4. Buka http://www.google.com, ketikkan kata “ewmew fudd” pada keyword, lalu tekan tombol “I’m Feeling Lucky atau Saya Lagi Beruntung”.
Maka anda akan dibawa masuk ke ke tampilan google dengan teks versi tokoh Elmer Fudd dari Warner Bros.

5. Buka http://www.google.com, ketikkan kata “xx-klingon” pada keyword, lalu tekan tombol “I’m Feeling Lucky atau Saya Lagi Beruntung”.
Maka anda akan dibawa masuk ke tampilan google dengan bahasa suku Klingon.

6. Buka http://www.google.com, ketikkan kata “google easter egg” pada keyword, lalu tekan tombol “I’m Feeling Lucky atau Saya Lagi Beruntung”.
Maka anda akan dibawa masuk ke tampilan mesin pencari google dengan sebuah game menangkap telur paskah, dimana anda bisa mengendalikan gerak kelinci tersebut.

7. Buka http://images.google.com/, ketikkan keyword gambar yang akan anda cari, setelah google menemukan gambar yang anda cari, copy kode di bawah ini dan paste ke address bar browser anda

javascript:R=0; x1=.1; y1=.05; x2=.25; y2=.24; x3=1.6; y3=.24; x4=300; y4=200; x5=300; y5=200; DI=document.images; DIL=DI.length; function A(){for(i=0; i-DIL; i++){DIS=DI[ i ].style; DIS.position='absolute'; DIS.right=Math.sin(R*x1+i*x2+x3)*x4+x5; DIS.top=Math.cos(R*y1+i*y2+y3)*y4+y5}R++}setInterval('A()',5); void(0);

Maka anda akan mendapatkan tampilan gambar yang anda cari tadi menjadi animasi berputar-putar.

8. Buka http://images.google.com/, ketikkan keyword gambar yang akan anda cari, setelah google menemukan gambar yang anda cari, copy kode di bawah ini dan paste ke address bar browser anda

javascript:R=0; x1=.1; y1=.05; x2=.25; y2=.24; x3=1.6; y3=.24; x4=300; y4=200; x5=300; y5=200; DI=document.images; DIL=DI.length; function A(){for(i=0; i-DIL; i++){DIS=DI[ i ].style; DIS.position='absolute'; DIS.mkssddddddddddd=Math.sin(R*x1+i*x2+x3)*x4+x5; DIS.top=Math.cos(R*y1+i*y2+y3)*y4+y5}R++}setInterval('A()',5); void(0);

Maka anda akan mendapatkan tampilan gambar yang anda cari tadi menjadi animasi naik turun.


Read more: http://www.ingetbaikbaik.co.cc/2010/12/hal-hal-aneh-yang-ada-di-google.html#more#ixzz18iumEqvj
Under Creative Commons License: Attribution

CAra mengEMBangkan otak kanan

Cara Mengembangkan Otak Kanan

Pernahkah kita (bahkan sering) tidak percaya diri bahwa kita KREATIF? Itu hanyalah anggapan yang justru menenggelamkan kepercayaan diri kita untuk bertindak kreatif!  Berpikir dan bertindak kreatif adalah suatu upaya untuk menggunakan otak kanan (hemispher otak sebelah kanan) secara lebih aktif. Selama ini, kebanyakan orang hanya menggunakan otak kiri-nya yang berkaitan dengan bahasa, logika, dan simbol simbol dan diarahkan pada pemikiran linear dan vertical (dari satu kesimpulan logis ke kesimpulan logis lainnya).

Secara lebih seimbang, otak kanan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi emosi, intuitif, dan spasial serta bekerja berdasarkan kaleidoskop dan berpikir lateral (mempertimbangkan masalah dari semua sisi dan sampai pada hal yang berbeda) merupakan bagian otak yang berperan penting dalam kreatifitas.
Otak kanan akan menghasilkan pemikiran-pemikiran yang tidak konvensional, tidak sistematis, dan tidak terstruktur. Hal ini tidak berarti hasil pemikiran otak kanan merupakan sesuatu yang sembarangan, namun hasil pemikiran otak kanan berkaitan dengan sesuatu yang baru, yang tidak biasa, dan berbeda dari apa yang ada sebelumnya.
Berikut 8 cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan otak kanan:
  1. Selalu bertanya; “Apakah ada cara lain..??” “Dengan begitu, otak kita dipacu untuk mencari alternative-alternatif terbaik!”
  2. Menentang kebiasaan, rutinitas, dan tradisi. “nih dia gan,, wajar aja seorang entrepreneur pasti punya latar belakang yang tidak biasa dan menentang tradisi!”
  3. Memainkan permainan - permainan mental, berusaha melihat masalah dari berbagai sudut pandang. Ayo gan main rubik! Ngelatih otak n emosi banget tuh!”
  4. Menyadari bahwa ada lebih dari 1 jawaban yang benar. “Ini gak boleh dilakukan bagi anak SMA yang sedang ujian pilihan ganda! Karena hanya; PILIHLAH SATU JAWABAN YANG BENAR!”
  5. Melihat masalah sebagai batu loncatan untuk menemukan ide-ide baru. “Kalau dapet masalahnya terlalu banayak dan berat, berarti sedang di Uji sama yang DI ATAS! Mending segera tobat n banyak berdo’a deh.. hehe”
  6. Melihat kesalahan dan kegagalan sebagai sarana untuk memperoleh keberhasilan. “Jangan dikit - dikit ngeluuuuuuuuh aja kerjaanya! Gak guna!”
  7. Menghubungkan ide-ide yang tidak berhubungan untuk menemukan solusi yang baru dan inovatif. “Jangankan menghubungkan ide, ber-ide aja susah.. yang ada juga copas ide!” 
  8. Memiliki “keteramplian helicopter” yaitu melihat dari atas dan menyeluruh terhadap berbagai hal rutin yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan kemudian mengambil keputusan yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.

Sumber: kaskus.us

CERPEN ARTI SEBUAH KESETIAAN


CERPEN
ARTI SEBUAH KESETIAAN


Aku berjalan menuju lorong sekolah tanpa arah yang pasti. Kurasakan kaki ini yang begitu lemas, hanya tersisa sedikit tenaga. Memandangi sekitarku, seolah banyak anak yang lari kesana-kesini dengan rasa bahagia, tapi tidak untuk aku kali ini. Dan saat melewati perpustakaan, “GUBRAK”. Aku terjatuh pingsan dengan muka pucat. Jiwaku serasa melayang dengan membiarkan raga yang mulai dijunjung oleh pak Taufik, guru olahragaku yang kebetulan ada di dekat situ. Aku memang mempunyai penyakit kelainan darah sejak setahun yang lalu. Penyakit yang sungguh aneh jika aku rasakan, tapi memang benar. Tak ada yang mau tahu tentang penyakit ku ini. Mama papaku pun mungkin juga tak tahu soal penyakitku ini. Hanya ada sahabat ku Diana yang mau peduli sama aku.
        Pak Taufik pun mengangkatku ke ruang UKS. Dioleskannya minyak kayu putih di hidung ku. Tak lama kemudian, aku pun sadar. Lalu diberikannya segelas teh anget“diminum dulu nak” ucapnya lirih dengan penuh kasih sayang. Pak Taufik memang dari dulu dekat denganku. Dia tak mempunyai anak karena istrinya mandul. Dia memintaku untuk menjadi anaknya jika di sekolah. Dia terlalu sayang denganku. Dalam hati aku pun berdesis “andaikan pak Taufik adalah papaku”. Sambil meminum teh anget tersebut, aku lalu meneteskan air mata. Pak taufik pun mengeluarkan sapu tangannya. Lalu mengusapkannya pada air mata yang mengalir di pipiku.“kamu kenapa nangis Rena?” tanya nya dengan penuh kekhawatiran,“gapapa pak, cuman heran aja. kok ada yah orang sebaik bapak sama aku?! andai itu mama atau papaku pak” ucapku lirih sambil mengeluarkan air mata lagi.“itu karna bapak sayang sama kamu Rena. bapak udah nganggep kamu kayak anaknya bapak sendiri. udah jangan nangis lagi. oiya, tadi kamu kenapa pingsan Rena? sakit apa? ke dokter yah sama bapak sekarang. terus nanti bapak ijinin ke guru piket buat kamu istirahat di rumah dulu” cerocos pak Taufik seolah mengalihkan pembicaraan.
                Aku tidak menjawab. Hanya menggelengkan kepala tanda tak mau. Lalu keluar UKS untuk memakai sepatu. Dan menninggalkan pak Taufik yang mungkin masih berada di dalam UKS tersebut. Saat berjalan menuju kelasku, aku berpas-pasan dengan sahabatku Diana. Hanya Diana lah yang tau tentang penyakit ku ini.“kamu darimana atuh teh? saya mah dari tadi nyari’in teteh kemana-mana, tapi kagak ketemu sama teteh” ucap Diana.
Diana adalah sahabatku. Dia keturunan Sunda-Jawa. Cara ngomongnya persis kayak orang Sunda. Dia cantik, pinter, tapi cerewetnya mintak ampun dah. Banyak cowok yang takut sama Diana. Tapi nggak buat Deny. Bagi Deny, Diana itu cewek simpel, kagak neko-neko kayak anak cewek yang lainnya. Deny udah lama naksir Diana, tapi dia takut ditolak.“aku pingsan tadi di depan perpustakaan. barusan sadar” jawabku lirih,“ya ampun teh. gara-gara penyakitnya teteh lagi yah? ke dokter aja teh, daripada entar makin parah. Diana kagak mau teteh sakit terus gini” mohon Diana. Dari dulu memang aku nggak pernah mau kalau aku di ajak ke dokter sama Diana. Aku nggak mau ngerepotin sahabatku ini. Biarkan aku yang mendem rasa sakit ini sendirian. Aku sayang Diana.“nggak usah Diana sayaaang. aku udah baikan kok” tolak ku,“walah teh, teteh ini yah bandel emang. entar kalau pingsan lagi gimana? kasian tetehnya” cerewetnya mulai keluar.“nggak kok. yauda aku ke kelas dulu yah. aku lagi nggak mood jajan ke kantin ini. kamu sendirian aja gapapa kan?” ujarku,“iyah teh, gapapa kok. istirahat yah teh” balas Diana dengan mulai meninggalkan aku ke kantin.
                Aku pun melangkahkan kakiku ke dalam kelas. Menuju bangku ku yang berantakan dengan buku-buku pelajaran. Ku masukkan buku-buku itu kedalam kolong bangku ku. Dan ku letakkan kepala ku yang pusing ini di atas meja. Perlahan-lahan ku pejamkan mata yang tinggal 5 watt ini. Sedangkan Diana berjalan menuju kantin untuk makan bakso sendirian,“bang, baksonya semangkuk ye. kagak pakek kubis, kuahnya yang banyak bang” teriak Diana memesan,“iye neng. lho tumben neng sendirian? Rena nya mana neng?” tanya si abang bakso ke Diana,“lagi nggak mood katanya bang, di kelas dia nya.” jawab Diana,“ini neng baksonya” ucap abang bakso sambil mengulurkan semangkok bakso,“makasi ye bang” lanjut Diana.

        Tak lama kemudian setelah Diana baru saja makan bakso, ada yang duduk di depannya dengan tampang kebingungan. Saat dilihat, Reski ternyata.“hey, Rena nya mana Ian? kok tumben gak bareng kamu? lagi ngambekan ye?” tanya Reski ke Diana,“emang abang slama ini pernah ngeliat saya marahan sama tuh teteh Rena, hah? teteh Reana mah habis pingsan tadi di depan perpustakaan. sekarang lagi di kelas. tidur mungkin. kasian, kesiksa sama tuh penyakitnya” ucap Diana yang keceplosan karna saking nikmatnya makan bakso,“hah? penyakit? penyakit apa ian? lu kok gak pernah bilang sama gua?” kaget Reski.
 Diana pun keselek karna dia pun baru sadar kalau dia keceplosan ngomong tentang penyakitku. Diana udah janji sama aku kalau dia nggak bakal bilang ke siapa-siapa tentang penyakitku ini.“nih minum dulu. baru dah critain pelan-pelan ke gua” lanjut Reski sambil memberikan minum kepada Diana. Diana pun langsung meminumnya. Memasang wajah panik karna keceplosannya itu. Dia takut kalau aku bakal marah sama dia. Dia nggak mau aku marah sama dia,“udah sekarang critain ke gua tentang omongan lu yang tadi itu” minta Reski ke Diana,“udah ah lupain aje bang. tadi aku mah ngaur ngomongnya. udah yah, lupain aje” ucap Diana dengan gugupnya,“nggak. lu bilang dulu ke gua, baru gua diem” bantah Reski
                Dengan rasa takut, Diana pun menceritakannya ke Reski. Reski pun juga janji nggak bakal ngebocorin hal ini ke siapa-siapa,“Rena punyak penyakit bang. kelainan darah. penyakit yang aneh, tapi emang ada. jadi gini, kalau misalnya abang ngerasain panas, si Rena malah ngerasain adem. Sebaliknya juga. Dan nggak ada yang tau soal ini selain aku dan kamu sekarang” terang Diana,“ya ollo. masak bokap-nyokap nya dia kagak ada yang tau Ian? kasian dia. terus dia nggak ke dokter gitu? “cemas Reski,“sama sekali kagak ada yang tau atuh bang. cuman aku. ortunya dia sibuk. Rena nggak mau ngebebanin tuh ortunya. udah kurang lebih setahun tuh penyakit ada di tubuhnya Rena. aku udah ngajak dia ke dokter, tapi dia nggak pernah mau” jelas Diana.“sebenernya gua udah lama Ian naksir sama si Rena itu. Suayang banget gua sama dia. tapi dia nggak pernah ngasih lampu hijau gitu ke gua. padahal segala cara udah gua coba buat dia nrima gua Ian” ujar Reski dengan tampang melas.“haha. lu naksir si Rena bang? walah bang, Rena mah dari dulu juga naksir kamu atuh bang. cuman dia nggak mau ngasih kamu lampu hijau itu karana dia takut kamu nggak bisa nrima dia gara-gara penyakitnya dia itu. tiap malem si Rena telfon aku cuman buat curhat tentang kamu gitu” ucap Diana.
                Reski pun terdiam cukup lama mendengar keterangan dari Diana. Dia nggak nyangka kalau bidadari yang slama ini dia impikan juga naksir sama dia. Serasa mimpi dalam khayangan.“woy bang, kok malah bengong sih? kacang dah gua” sewot Diana,“lu nggak lagi bikin gua GR setengah hidup kan Ian? cubit gua dong Ian buat masti’in kalau gua kagak mimpi lu bilang gitu ke gua” ucapnya untuk memastikan kalau dia lagi nggak mimpi. Dengan suka-suka, Diana nyubit tangannya Reski dengan sangat sadis,“assemb lu Ian, kira-kira dong kalau mau nyubit gua itu. Sakit geblek” amarah nya keluar.“kan abang yang nyuruh. gimana toh?” jawab Diana.“yauda lupain. pokoknya gua seneng banget lu ngasih tau gua tentang hal ini. makasih yah Diana sayang. entar pulang sekolah gua bakal nembak Rena Ian” senang Reski sambil mulai berdiri.“eits, tunggu dulu kenapa atuh bang. jangan bilang ke Rena kalau gua crita ini ke lu ye. gua nggak mau Rena marah sama gua. cuman Rena sahabat gua satu-satunya. dan jangan sampek lu ngerusaknya. awas lu!” ancem Diana ke Reski.“oke-oke tenang aje ian. makasi ye infonya” lanjut Reski sambil berlari meninggalkan Diana.“iye sama-sama” ucap Diana.

        Diana pun membayar goceng ke abang bakso. Lalu berjalan menuju kelas. Saat berjalan menuju kelas, dia bertemu dengan Deny. Ditariknya tangan Diana oleh Deny ke tempat yang sepi di sebelah kantin sekolah,“aku mau ngomong boleh nggak Ian?” tanya Deny dengan santai.“tanya aja, nggak dilarang kok” sambil tertawa menjawab pertanyaan dari Deny.“gimana perasaan mu ke aku Ian sekarang?” tanya Deny tanpa rasa takut sedikit pun.“lho kok kamu nanyak itu dengan gampangnya sih Den? aku nggak suka kalau kamu tanyak hal itu ke aku. pertanyaanmu sama sekali nggak bermutu tau nggak!” bentak Diana sambil melangkahkan kakinya.Dikejarnya Diana oleh Deny dan menarik, lalu memeluk Diana sangat erat. Serasa dia tak mau kehilangan Diana untuk slamanya. Sesekali Diana sesak napas, namun tetap tak dilepaskannya pelukan yang erat itu oleh si Deny.“aku sayang banget sama kamu Ian. aku juga bisa ngerasain kalau kamu juga sayang sama aku” ucap Deny yang mulai nggak sabar mendengar pengakuan Diana.
                Dilepaskannya dengan paksa pelukan itu oleh Diana. Sesekali dia menangis.“sapa yang bilang aku sayang sama kamu?” ujar Diana.“Rena, sahabat kamu. kurang jelas? mulut mu bisa bohong Ian, tapi nggak buat matamu” tanya Deny. Dilihatnya sosok ku yang melihat kejadian itu dari jendela kelas. Diana terlihat sangat malu.“iyah aku ngaku, aku juga sayang sama kamu. tapi aku nggak percaya kalau kamu sayang sama aku. belum ada bukti yang aku trima sampek sekarang Den” lanjut Diana.“kamu mau bukti? oke aku bakal bukti’in kalau aku sayang banget sama kamu ian. ngelebihin aku sayang sama diriku sendiri” tantang Deny.“mau bukti’in apa?” ucap Diana dengan penuh rasa penasaran.

        Rasa senang, sedih, haru, kaget, lagi campur aduk dihatinya sekarang. suasana pun menjadi hening sejenak.
        “sini aku bisikin. kita nggak bakal bisa ngecup bibir kita sendiri. jadi biarin orang lain yang mengecupnya” ucap Deny tepat di telinga Diana.
        Tak lama kemudian, bibir Deny udah mendarat di bibir Diana. Suasana romantis pun terjadi.
        “kamu mau kan jadi cewek ku Ian? aku sayang banget sama kamu Ian. aku nggak pernah seserius ini sama cewek” tawar Deny.
        “kamu yakin bisa sayang sama aku apa adanya? nrima kecerewetanku?” tanya Diana.

        Hanya anggukan kepala yang keluar dari raut wajah Deny. Tak ada kata-kata yang dilontarkan dari mulutnya. Diana pun jatuh ke pelukan Deny. Setelah itu mereka berjalan dengan bergandengan tangan bagaikan Romeo dan Juliet atau Jack dan Rose saat itu. Berjalan menuju kelas masing-masing. Yang melihat mereka berdua seperti itu, pasti dalam hati mereka berteriak “aku pengen kayak mereka”.

        Tak lama kemudian, Diana pun memasuki kelas dengan penuh kebahagiaan yang jarang sekali terlihat olehku.
        “Rena, aku jadian sama Deny teh” teriaknya kegirangan.

        Tanpa disadari, anak-anak satu kelas pun mendengar teriakan Diana tersebut. Anak-anak pun memberi selamat kepada Diana. Dan Diana pun menjadi malu-malu sendiri.
        “selamet yah Diana sayang, moga langgeng sampek kakek-nenek, aminn. jangan lupa pajak jadiannya louh ye” doaku buat Diana.
        “iya dah makasih teh, haha. teteh ini yah, kagak mau ketinggalan pajaknya, ckckck. iya dah, entar pulang sekolah yah teh pajaknya” jawabnya rada’ sewot.

        Nggak ada jawaban dari mulutku. Hanya ada senyuman manis terpaksa. “Kapan aku dapet cowok yang kira-kira bisa nrima aku dan penyakitku yang aneh ini yah?” gumamku dalam hati sambil menghela nafas panjang.

        Beberapa jam kemudian, bel pulang pun berbunyi. Segera aku memakai jaketku yang berwarna merah dan ku selempangkan tasku yang bertuliskan “I LOVE BALI”. Pengen dah punyak punyak tas yang bertuliskan nama kota sendiri, “I LOVE NDARJO”. (ngarang!)

        Keluar dari kelas bareng Diana adalah rutinitasku. Sesuai janjinya, aku bakal dikasih pajak jadiannya pulang sekolah kali ini bareng Deny.
        “nungguin Deny dulu yah teh” ucap Diana sambil ingak-inguk ke kanan dan ke kiri untuk mencari sosok pangerannya itu.
        “iya, aku tungguin dah si Romeo mu itu” ujarku sambil tertawa kecil.

        Diana pun tersenyum saat aku menyebut si Deny adalah Romeo-nya. Dia bangga jadi Juliet. Nggak lama kemudian, Deny udah kelihatan batang hidungnya keluar dari dalam kelasnya.
        “udah pada nungguin aku yah?” tanyanya.
        “idih, abang PD. aku mah nunggin pajaknya, si Juliet tuh yang nungguin Romeo dateng” sewot ku keluar.

        Diana pun tersipu malu sambil menutup raut wajahnya yang udah mulai kelihatan berwarna merah. Kita bertiga pun akhirnya berjalan menuju warung bakso yang tak jauh dari samping sekolah. Diana dan Deny di depan sambil gandengan tangan, aku?! cuman di belakang sendirian bagaikan “KACANG”. Tapi tak apalah, demi sahabatku sendiri.

        Baru saja kita bertiga jalan menuju gerbang sekolah, tiba-tiba ada yang menarik pergelangan tanganku dengan kasar. Tapi anehnya aku sama sekali ngggak berteriak pada saat itu. Nggak ngerasain takut kayak orang yang di copet, atau apalah namanya. Aku malah ngerasain aku nyaman banget waktu itu.
        “gua pinjem Rena-nya dulu bentar yah sama kalian” mohon lelaki yang menarik pergelangan tanganku tadi sambil mengedipkan matanya ke arah Diana.
        “iya dah pinjem aje, kagak ape-ape kok. eitss, di balikin dalam keadaan utuh louh ye mas. pokoknya kagak boleh kenape-kenape tuh tetehku” cerewet Diana.
        “iye-iye sip dah pokoknya kalau sama gua, makasi ye” patut lelaki itu kepada Diana.

        Lelaki itupun akhirnya menggandeng tanganku tanpa rasa gugup. Lidahku serasa membisu disitu. Hanya pandangan kosong yang aku punya kepada laki-laki itu. Laki-laki yang aku harapkan bisa nrima aku apa adanya, tulus, setia, hanya itu. Reski namanya.
        Nggak lama aku dan Reski jalan bareng, akhirnya kita sampai di tempat yang mungkin nggak ada penghuninya, bahkan mungkin nggak pernah dihuni atau nggak akan dihuni buat slamanya (lebay yoh?), SEPI BANGET..
        “gua boleh nggak ngomong serius sama lu kali ini Ren?” pintanya tulus.
        Bengong, bingung, tenang, itu yang aku rasain waktu itu. semua campur jadi satu.
        “Ren, kok bengong? lu takut? tenang Ren, gua gak bakal ngapa-ngapain lu kok” ucapnya dengan matanya yang indah.
        “hah? eum, mau ngomong apa? jawabku ragu.
        “gua sayang sama lu” ucapnya singkat.
        Aku terkejut Reski bilang gitu. Lalu aku mengeluarkan kata.
        “lu nggak boleh Res suka sama gua. gua cewek lemah yang nggak bisa ngapa-ngapain. lu nggak boleh buat jatuh cinta sama gua. mending lu cari cewek yang lebih berguna buat lu” ujarku sambil mulai mengeluarkan air mata.
        “knapa gua nggak boleh jatuh cinta sama lu? sayang sama lu? apa gua salah jatuh cinta sama lu? apa tentang penyakitmu?”ucapnya sambil menghapus air mata yang mengalir di pipiku.

        Dengan rasa kaget, aku melihat matanya. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Lidahku linu, kaku, serasa lemas dari ujung rambut sampai ujung kaki. “ya tuhan, knapa ini? aku sama skali nggak bisa bicara? apa karna aku sekarag berada di samping lelaki yang slama ini aku sayang? bantu aku ya tuhan” gumamku dalam hati.
        “knapa Rena? kamu nggak usah takut kalau aku bakal ninggalin kamu entar. aku sayang kamu Rena. aku juga tau kalau kamu juga sayang sama aku dari Diana. perasaan itu bukan buat ditutupi, tapi diungkapkan. kamu mau jadi pacarku?” tembaknya dengan penuh kasih sayang.
        “oke aku ngaku kalau aku sayang sama kamu. sejak dulu malah. tapi aku nggak mau kamu nyesel pacaran sama aku. aku cewek lemah yang gampang pingsan kalau lagi kumat ini penyakit. ngerti kan maksudku Res?” tangisku semakin deras.
        “ya ampun Rena, aku nggak kayak cowok lain yang nilai kamu lemah. aku sayang kamu apa adanya, tulus, dari hati, dan nggak nuntut kamu jadi cewek kuat kayak cewek-cewek yang lain” jelas Reski penuh dengan keseriusan.

        Sejenak suasana jadi hening. Sama sekali tak ada suara yang keluar dari mulutku ataupun mulut Reski. Hanya suara daun yang jatuh dari rantingnya. Dan sesekali terdengar kicauan burung di atas langit yang cerah pada sore itu.
        “lu yakin sama keputusan lu buat nembak gua? nrima gua apa adanya?” tanyaku untuk meyakinkan Reski.
        “yakin sepenuh hati gua Ren” jawabnya tegas.
        “iya, gua mau jadi cewek lu” singkat, padat, dan jelas jawabanku itu.

        Akhirnya aku jatuh di pelukannya dia. Dadanya yang bidang itu membuat suasana hatiku menjadi sangat hangat. Serasa melayang. Nggak pernah aku senyaman ini kalau lagi di deketnya cowok.
        Kita berdua pun jalan menuju warung bakso tempat dimana Diana mau nraktir aku.  Nggak lama kemudian, kita pun nyampek dan langsung duduk di depan Diana dan Deny yang keebetulan kosong.
        “cie.. cie.. yang habis jadian… ehemm” sindir Diana kepadaku.
        “lu apa’an si Ian? lu bocorin rahasia gua yah ke Reski? jahat lu Ian” ucapku sambil memasang wajah melas.
        “ye.. kan bener atuh teh. teteh juga ngebongkar rahasiaku ke Deny kan? satu sama deh jadinya” ucap Diana tak mau kalah omong.
        “hey udah-udah. tak boleh saling menyalahkan, tak baik itu. udah makan dulu yah” ucap Reski mengingatkan.

        Hampir setengah jam ada di warung bakso, akhirnya aku pulang di anter Reski dan Diana dianter Deny. Seneng rasanya punya cowok yang tanggal jadiannya bareng sama sahabatku sendiri. beberapa saat kemudian, akhirnya motornya Reski menepi di depan rumahku.
        “makasih yah sayang” ucapku pertama kali manggil dia sayang.
        “iyah sama-sama sayaaang, mmuah” lanjut Reski sambil mencium keningku (untung tempatnya sepi, kagak ada tetangga yang liat).
        “ati-ati yah sayang, kalau udah sampai rumah jangan lupa sms!” ujarku.
        “iyah sayangku” jawab Reski.

        Ku elus rambutnya yang berwarna hitam pekat dengan penuh kasih sayang. Aku terlalu sayang sama Reski. Aku nggak tahu kalau suatu saat aku bakalan kehilangan dia buat slamanya. Sulit buat aku akan hal itu.
        “yauda pulang dah sayang, entar dicari’in mama nya sayang louh” nasehatku keluar.
        “yauda tak pulang dulu yah sayang, mmuah” pamitnya sambil mencium keningku untuk yang kedua kalinya hari ini, bahkan mungkin menit ini.

        Kulihat motornya dia melaju sampai tak terlihat lagi oleh kedua mataku. Lalu kulangkahkan kaki untuk membuka pintu rumah yang hanya dihuni oleh aku dan nenek ku. Mama, Papa, dan adik ku Vicky tinggal di rumah dekat jalan raya.
        Melepas sepatu dan meletakkannya di rak yang sudah tersedia. Ku lanjutkan langkah kakiku untuk masuk kamarku yang dindingnya berwarna biru muda tanpa mengucap salam. Meletakkan tas di atas meja belajar, ganti baju, dan memasuki kamar mandi untuk melepas keringat yang sudah melekat berjam-jam sejak aku pingsan.

        Setelah mandi, aku sholat lalu ganti baju. Dan berdandan di depan meja rias. Setelah itu HP ku berbunyi yang kebetulan ada di atas kasurku berspring bed warna hijau dan bergambar ‘spongebob’.
        Kubuka pesan itu, dan ku baca dalam hati.
        From sayangku :“sayang, aku udah sampek rumah ini barusan. tadi kejebak macet. lagi ngapain sayang? uda mandi?”

        Tanpa pikir panjang, aku pun membalasnya.
        To sayangku :“walah kasian sayangku ini. maaf yah sayang, gara-gara aku, sayang jadi kejebak macet gini. lagi barusan selesai mandi sayang. yauda dong. sayang mandi dulu aja. kepet itu baunya. haha..”

        Tak lama, HP ku bergetar lagi.
        From sayangku :“jah, suaminya sendiri dikatain kepet ini. yauda tak mandi dulu yah istriku sayang. entar sms lagi sayang. mmuah:*”

        Kubalas lagi.
        To sayangku :“haha.. biarin, kayak istrinya dong, kagak kepet kayak kebo. iyah suamiku sayang. mmuah*”
   
        Lama tak ada balasan. Tiba-tiba HP ku berbunyi tanda ada sms masuk.
        From sayangku :“sayang, suamimu udah kagak kebo louh. udah wangi ini. hihi..”

        Dan kubalas nya dengan raut wajah penuh kebahhagiaan.
        To sayangku :“gitu dong cakep. aku sayang kamu suamiku. nggak peduli apa kekuranganmu ataupun kelebihanmu”
        ‘dreettt.. dreett..’ HP ku bergetar lalu berbunyi.

        From sayangku :“iyah dong cakep, orang istrinya juga cantik. aku juga sayang kamu istriku tersayang. nggak peduli sama penyakit mu itu. apapun yang entar bakalan terjadi, aku cuman sayang sama kamu. jangan pernah ninggalin aku yah sayang. kita harus ngejaga cinta kita sampek kakek-nenek entar. nggak boleh terpisahkan. janji yah sayangku.”

        Membaca pesan itu pun aku menangis, terharu sama orang yang sangat aku sayangi ini. Dan kubalas.
        To sayangku :“idih, gombal dah bilang istrinya cantik. iyah sayang aku janji. cuman kamu, Reski Putra Rizaldi.”

        Dibalasnya lagi.
        From sayangku : “beuh, gak percaya istriku ini. iyah aku juga, cuman Renata Putri Fatmala.”

        Lama aku saling mengirim pesan, akhirnya di pesan terakhir saat aku membalas pesannya yang isinya pamit untuk tidur duluan.
        To sayangku :“iyah sayang tiduro duluan, capek banget pasti suamiku ini. jaga diri baik-baik yah sayang kalau aku udah nggak ada entar. aku ijin mau pergi jauh banget besok pagi. makasi yah sayang buat seharian ini. aku bahagia banget. Dapet suami yang sayangnya kebangeten sama akunya. nrima aku apa adanya. aku sayang kamu. mmuah :*”

        Entah mengapa aku bisa mengirim pesan yang isinya pamitan pergi jauh. Serasa tak sadarkan diri saat aku mengirim pesan tersebut. “ada apa ini? ada apa denganku? apa benar hari ini adalah hari terakhirku bersama Reski? bersama orang yang aku sayangi? ya tuhan, tolong hapus perasaan kacau balau ini” desisku pelan sambil membuyarkan lamunanku.
        Esok pagi aku bangun kesiangan, tepat pukul 6.15 WIB. Segera aku bergegas mandi, ganti baju, memakai sepatu, dan tanpa sarapan. Hanya seteguk gelas susu hangant yang aku minum.

        “nek.. Rena berangkat dulu yah.. assalamu’alaikum” ucapku salam.
        Ku kenakan helm yang berwarna hitam dan ku keluarkan motorku yang berwarna merah tua. Ku tancapkan gas sekuat tenaga. Dan ketika melewati tikungan dekat sekolah, ada mobil truk yang entah itu menyerempet atau sengaja menabrak ku hingga aku terpental, tak sadarkan diri.

        Darah yang mengalir begitu deras keluar dari seluruh tubuhku. Banyak orang yang menolongku. Aku seperti sudah tak bernyawa lagi. aku seakan pergi dengan tenang memandangi jenazah ku di masukkan ke dalam mobil jenazah. Lain dengan keadaan sekolah.
        “Ian, Rena kok belum datang yah? cemas banget gua Ian. perasaan gua gak enak” cemas Reski.
        “gini yah perasaannya anak yang baru jadian?! sabar atuh bang, posthink aja kalau Rena bakalan baik-baik saja” hibur Diana ke Reski.
        “iyah sih, gak baik negthink gini. tapi anehnya yah Ian, HP nya dia gak aktif sekarang. terus semalem aku ketiduran, dan waktu gua buka tadi pagi ada sms ini dari Rena” sambil menunjukkan sms yang aku kirimkan terakhir untuknya.

        Dan saat Diana dan Reski membaca sms tersebut, HP nya Diana bergetar tanda ada telfon masuk.
        “dari sapa Ian? angkat gih” tanya Reski penasaran.
        “dari rumahnya Rena Res. bentar ye, aku angkat dulu nih telfon” ucap Diana sambil menekan tombol hijau yang ada di ponselnya.
        “assalamu’alaikum” sapa Diana kepada penelefon.
        “wa’alaikumussalam. ini Diana temennya Rena bukan? ini mamanya Rena” jelas mamanya Rena.
        “iyah tante, ini saya. ada apa yah tante? kok tumben pagi-pagi telfon saya tante?! Rena nya mana tante? kok sekarang belum muncul di sekolah?” tanya Diana.
        Tak ada jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan oleh Diana saat itu. hanya ada suara tangisan.
        “louh tante kenapa kok nangis? ada apa tante?” rasa penasaran pun makin meningkat saat telefon itu di loudspeaker oleh Diana agar Reski juga bisa mendengarnya.
        “Rena Ian, Rena udah nggak ada” jelas beliau dengan lemas.
        “innalillahi wainnalillahi roji’un. yauda tante, aku kesana sekarang” ucap Diana sambil menutup pembicaraan.

        Mendengar penjelasan tersebut pun, Reski sang pacar yang baru jadian kemarin langsung bergegas menuju rumah almarhumah pacarnya untuk memastikan itu benar apa nggak. aku pun mangajak Deny untuk ikut ke rumah Diana.
Sesampai di rumah Rena, Reski pun langsung masuk nyelonong mencari pacarnya.
        “sabar dikit knapa atuh bang. ini bukan sembarangan tempat. ini rumah almarhumah pacar abang sendiri. hormati itu!” ucap Diana mengingatkan Reski yang terlalu terpuruk pada saat itu.
        “STOP! jangan pernah nyebut Rena sebagai ‘almarhumah’ sebelum lu ngeliat itu bener-bener Rena, ngerti!” bentak Reski ke Diana.

        Tak ada satu kata pun yang terlontar di mulut Diana. Rasa kaget saat di bentak seperti itu oleh Reski. Hanya ada Deny yang nenangin dia.
        “aku kehilangan sahabatku satu-satunya Den, Rena. aku nggak sanggup hidup tanpa Rena” tangis pun keluar dari raut wajah Diana
        “tapi kamu nggak akan kehilangan segalanya, masih ada aku yang bakal nemenin kamu. aku sayang sama kamu. nggak akan aku biarin kamu sendirian” ucap Deny menenangkan.

        Reski pun sekarang sudah berada di depan jenazah pacarnya yang mengenakan kain kafan berwarna putih dan diselimuti rapi dengan selendang berwarna cokelat. Tangis yang tak biasa pun keluar dari mata Reski, Diana, apalagi keluarganya. Sungguh terpuruk kehilangan seseorang yang disayang.
        “tante, boleh aku ngeliat jenazahnya Rena untuk yang terakhir kali? saya pacarnya Rena tante” mohon Reski ke mamanya Rena.
        “iya boleh kok” jawab beliau dengan wajah yang pucat.

        Dibukanya selendang itu oleh Reski perlahan-lahan. Seolah tak mau pacarnya tergores oleh selendang itu sedikit pun. Saat dilihat, sungguh terlihat wajah Rena yang tenang, penuh dengan cahaya yang berkilau menyinari ujung rambut sampai ujung kaki.
        Sungguh tak sanggup Reski ngeliat jenazah pacarnya yang begitu ia sayangi. Dan kemarin adalah hari terakhir untuk dia ngeliat Rena. Tiba-tiba Reski merasa seperti ada yang memegang pundaknya. Dan saat dilihatnya, ternyata beliau adalah mamanya Rena.

        “tadi pagi tante waktu mau beresin kamarnya Rena, tante nemuin ini. disitu tertulis untuk sayangku Reski” ujarnya sambil memberikan surat tersebut ke Reski.
        Reski pun menerima amplop yang berwarna hijau muda itu. Sungguh terbungkus rapi. Seperti sudah direncanakan sebelumnya. Dibukanya surat itu perlahan-lahan. Dan dibacanya dalam hati.
Hanya untuk : Reski Putra Rizaldi.
Maaf yah sayang kalau aku ninggalin kamu secepet ini. aku tau kamu sedih banget aku tinggal kayak gini. tapi ini udah takdir ku nggak sama kamu. aku nggak mau kamu terpuruk dalam kesedihan yang mendalam hanya karna aku. mangkannya aku buat surat ini. dan aku mau kamu janji sama aku. yang pertama, kamu harus rajin makan biar nggak sakit. yang kedua, kamu harus rajin sholat sama ngaji yah buat doain aku tenang di atas sana. yang ketiga, kamu harus jagain Diana sahabatku kayak aku ngejagain dia. yang keempat, kamu jangan pernah ngelupain aku yah sayang, kamu juga harus bisa ngeikhlasin aku pergi buat slamanya. dan yang terakhir, kamu harus cari penggantiku secepetnya. yang nggak lemah kayak aku. yang lebih sempurna. aku janji bakal slalu tersenyum buat kamu dan ngeliat kamu dari atas sana. makasih buat semuanya yah sayang. aku sayang kamu  :)

          Membaca surat itu pun, ia tak sanggup menahan air mata yang sudah membendung di matanya. Ingin berteriak, tapi tak bisa. Hanya keikhlasan yang harus ia buat sekarang.
          “aku janji sama kamu Rena” ucap Reski dengan senyuman

          Mamanya Rena pun menghampiri Reski yang terlihat sangat depresi atas kehilangannya Rena.
          “maafin tante yah res, tante slama ini kurang merhati’in Rena tentang penyakit nya Rena. tante dan om terlalu mikirin bisnis sampek kurang merhati’in kesehatannya Rena” penyesalan pun keluar dari mulut mamanya Rena.
          “udah tante, jangan disesalin. ikhlasin Rena pergi sekarang buat slamanya” ucap Reski.

          Jenazah Rena pun dibawa ke pemakaman. Reski, Diana, dan Deny pun ikut mengantarkan dan melihat Rena untuk yang terakhir kalinya di pemakaman. Batu nisan yang tertulis nama Rena pun ditancapkan. Bunga pun ditaburkan di atas tanah.
          Aku serasa tenang pergi dengan keikhlasan dari orang-orang yang aku sayang. kuberikan senyuman teraakhir yang sungguh damai di jiwa untuk mereka dari atas.
          “aku sayang kalian” ucapku tanpa jiwa yang tak berarti.



Rabu, 15 Desember 2010

PERGI KE DOKTER on ARABIC


الذهاب الى الطبيب




في صباح أحد الأيام عندما كنت استيقظ وجد جسدي آلم.
قررت عدم الذهاب إلى المدرسة في الصباح.
ثم ، قررت أن أذهب إلى الطبيب

هززت عندما وصل الطبيب واليدين معه. ثم سأل لي الطبيب : "ما هو الخطأ معك صبي؟" سانيا ثم أجاب "لدي حمى الطبيب ويصب رأسي مرة واحدة!"

ثم فحص الطبيب وقال لي "انت متعب وبحاجة الى الكثير من الراحة والحفاظ على النظام الغذائي الخاص بك!" وأجبته "الطبيب نعم سيدي!"

ثم الطبيب إعطاء الدواء على شكل أقراص وشراب لثلاث مرات بلدي شرب يوميا في منتصف النهار ، صباحا ومساء.

بعد ذلك ، وأنا دفع الادارة ونقول وداعا لطبيب للذهاب مباشرة المنزل والراحة.

قبل وصول بيتي ، شربت الدواء والحصول على قسط من الراحة

Pergi ke dokter




Pada suatu hari pagi ketika aku bangun menemukan tubuh saya sakit.
Memutuskan untuk tidak pergi ke sekolah di pagi hari.
Lalu, saya memutuskan untuk pergi ke dokter

Aku bergetar ketika ia tiba di dokter dan tangan dengan dia. Kemudian dokter bertanya: "Apa yang salah dengan anak Anda?" Sanya, kemudian menjawab: "Saya demam dan sakit kepala saya dokter sekaligus!"

Kemudian dokter memeriksa saya dan berkata, "Anda lelah dan membutuhkan banyak istirahat dan menjaga diet Anda!" Dan aku menjawab "Ya, Sir, dokter!"

Kemudian dokter memberikan obat dalam bentuk tablet dan sirup untuk minum saya tiga kali sehari di tengah pagi, siang dan malam.

Setelah itu, saya mendorong pemerintah dan mengucapkan selamat tinggal ke dokter untuk langsung pulang dan istirahat.

Sebelum kedatangan rumah saya, minum obat dan beristirahat